widgets

Kamis, 12 Desember 2013

SENYUMAN TERAKHIR : TANGISAN PERTAMA

Penulis : Ambo Azis (عبد العزيز)

Entah harus dimulai dari mana, semua terjadi secara tak terduga. Kehidupan memang susah untuk ditebak, apalagi untuk mengatur nasib hidup ini. Motivasi hidup ditengah kota dalam lingkungan Pendidikan tertinggi sebagai mahasiswa memang tidaklah muda, terlebih dengan apa alasan atau motivasi kita berada di lingkungan ini.

Motivasi Menjadi Mahasiswa
            Mahasiswa, salah satu gelar yang ingin kucapai pada saat ini. Entahlah apa motivasi tertinggi untuk mencapai gelar ini, tapi keinginanku untuk menjadi mahasiswa sangatlah besar, sama dengan yang lain. Umumnya gelar mahasiswa ingin saya capai untuk menambah titel dalam nama, meningkatkan derajat nama keluarga menjadi se-Juta persen, mempermudah mencari pekerjaan, serta menjadi kunci utama untuk mengejar cita-citaku menjadi “Menteri Pertanian” dan hal positif lainnya..... kan keren tuh....
            Menjadi mahasiswa adalah keinginan pertamaku dan menjadi permintaan paling utama kepada kedua orang tuaku pada saat ini setelah saya Lulus dari Sekolah menengah (itupun kalau Lulus), ada tawaran untuk menjadi Polisi, ikut Akademi Pelayaran, Tentara, dll. Tapi semua ku tolak dengan alasan saya tidak suka terikat.... heheheheh.
Pikir panjang dan berbagai alasan positif menjadi kunci utama permintaanku kepada orang tua diserta pula berbagai rayuan anak seperti rengekan bayi agar saya dapat menjadi mahasiswa. Butuh waktu yang lama untuk menerima jawaban “YA” dari orang tua, bukan soal biaya yang menjadi alasan utama kedua orang tuaku sehingga lampu hijau sangat sulit untuk dinyalakan, akan tetapi apakah saya sanggup melawan hidup diluar gedung keluarga, karena saya tercatat sebagai “anak rumah” yang pendiam dalam catatan besar keluarga yang hanya berfokus pada sebuah pelajaran saja, kalaupun keluar rumah, itu hanya untuk mengisi waktu luang sebagai pecinta Sepak Bola, selebihnya saya pergi ke kebun untuk membantu orang tua dan selalu bersama keluarga dirumah ditemani berbagai tumpukan buku dengan seribu kata.
Ya, permintaan ini kabulkan dengan dengan satu alasan “Belajar yang baik, jangan dan jangan mudah terpancing dengan kegiatan yang tidak baik”. Syarat yang mudah dalam pikiranku, dan saya langsung menyanggupinya untuk memenuhi syarat tersebut. Ternyata tidak mudah meminta permintaan untuk menjadi Mahasiswa...hehehehehe
Pikiran pertama dalam benakku untuk menjadi Mahasiswa, jurusan dan target menjadi Sarjana adalah prioritas utama. Dampak titel yang akan melekat pada bagian belakang namaku juga menjadi salah satu motivasiku, asalkan saya mampu menunjukkan pada mereka semua bahwa saya siap dalam kondisi apapun dan saya siap bersama mereka, saya rasa itu sudah cukup untuk melawan yang namanya menjadi Mahasiswa.

Saya Sudah Menjadi Mahasiswa
Belajar dalam lingkungan Ilmu Pertanian (Jurusan yang menjadi patokan pertama dari salah satu keluarga dengan alasan yang sederhana), sedangkan permintaan dari orang tua untuk memilih Jurusan tidak terlalu membebani bagi diriku sendiri, mereka sepenuhnya menyerahkannya kepadaku dengan satu pesan “Pilihanmu adalah hidupmu”, jadi saya harus jeli dalam memilih masa depan untuk hidupku dan keluargaku.
Hari pertama ke kota untuk mengikuti berbagai bimbingan dalam pemantapan tes untuk menjadi Mahasiswa. Berjalan 1 bulan, saya merasa sudah cukup mantap dengan persiapan yang saya lakukan dengan jurusan Geologi menjadi prioritas pertama dan Ilmu Pertanian (pertimbangan secara paksa) yang menjadi prioritas kedua. Alhasil usaha yang saya lakukan berbuah manis laksana keruntuhan buah durian.....Sumpah..bahagia sekali rasanya menjadi Mahasiswa, sedikit sombong karena mampu menunjukkan kepada mereka semua bahwa saya bisa bersaing dengan ribuan calon Mahasiswa. Bahagiaaa.....

Senyuman Terakhir dari IBU
            Setahun sudah berjalan, karena saya ditakutkan untuk tinggal sendiri dari orang tua sehingga saya harus bersama dengan keluarga di Kota. Ya bukan keluarga dekat sih, sepupu dari Ipar pertama, akan tetapi bisa juga dibilang keluarga karena kalau ditelusur dia masuk juga dalam keluarga besarku. Berbagai pengalamn hidup saya dapat disini, mulai dari bagaimana cara menafkahi istri dan anak dari Usaha yang dirilis sejak muda....woww kerenn, masih muda sudah menjadi pengusaha....Mantappppp
            Kini waktunya untuk mengurus KRS Semester 2 untuk melanjutkan status sebagai Mahasiswa. Setelah semua selesai, kusempatkan untuk kembali kekampung halam sebagai pengobat Rindu untuk Malaikat di rumah...
            Saya tak punya cukup waktu banyak untuk mereka berdua, tapi mau atau tidak, saya harus kembali ke kota dengan alasan perpanjangan status sebagai mahasiswa (pengurusan rencana kuliah semester selanjutnya). Izinpun diberikan dengan sedikit bekal ikan kering, kue kering, beras dan buah-buahan (agar tidak terlalu boros dikota) hehehehehe
            Tiket sudah ditangan, kedatangan Bus antar provinsi sudah tak lama lagi. Senyuman yang Ibu berikan kepadaku sebagai tanda perpisahan merupakan senyuman terbaik dan tak akan pernah terganti, tak kalah pula dengan senyuman dari Ayah ku. Senyuman mereka berdua memberikan harapan besar kepadaku untuk menjadi orang terbaik dan dapat mengejar cita-citaku.
            Kami berpisah.........
            Kini saya sudah berada di Kota, beristirahat bersaama keluarga. Belajar cara berwirausaha sambil kuliah, dan belajar menata hidup juga tak lupa diajarkan. Proses pembelajaran ini hanya mampu bertahan selama 3 hari dan tak terulang hingga sekarang.
            Tepat pada pukul 22.00 WITA, Senin 10 April 2011. Canda dan tawa terdengar dikeluarga sederhana ini (tempat tumpangan saya selama setahun) menjadi Mahasiswa. Handphone Nokia yang aku miliki menyanyikan salah satu Lagu Nidji yang menjadi Ringtone panggilan, kuangkat dan ...........................
            Ya, tepat sekali....ini adalah Tangisan Pertamaku yang paling menyakitkan dalam hidupku. Kini Ibuku telah bertemu dengan Allah  di Surga Firdaus, tangisanku tak dapat berhenti walau berbagai jawaban dan motivasi dari keluarga sederhana ini. Tanpa berfikir panjang, ku langsung keluar rumah untuk menuju kekampung halaman yang harus saya lakukan malam ini juga. Sangat sulit mencari kendaraan roda empat di tengah malam seperti ini, tapi Alhamdulillah, malam ini saya berangkat.

Catatan Besar
            Sinar terik pagi menyambutku dibalik jendela roda empat ini, mataku terbuka dengan sedikit pembengkakan. Kuusap dan kubuka mataku untuk memperjelas lokasi saat ini. Kini saya sudah berada di Kampung Halaman, butuh 30 menit lagi untuk sampai dirumah. Sedikit bersabar dengan ingatan-ingatan ketika bersama Ibu.
            Bendera Putih itu telah terlihat, berkibar dipinggir jalan sebagai tanda Berduka Cita. Ketika turun dari mobil, tak banyak yang mampu saya ucapkan, tapi ada satu hal yang membuat saya terkejut, semua keluarga besar (kalau dihitung aliran keluarga dari sesepuh) telah berkumpul. Kulangkahkan kaki sedikit lebih cepat seperti anak yang baru berjalan, sampai juga dirumah, tempat sejarah dalam hidupku ini.
            Om, Tante, semua sudah berkumpul bersama keluarga lainnya. Mereka menatapku dengan mata yang bengkak pula, ternyata mereka juga sama sepertiku, tapi akulah yang paling merasa kehilangan. Berbagai kata kiasan dan motivasi untuk menerima ini semua mereka lontarkan untuk diriku...tapi apakah mereka semua mampu merasakan yang aku rasakan saat ini......??? Entahlah....
            Kini saya dapat menarik kesimpulan, ternyata untuk mengumpulkan semua keluarga tidak harus dalam acara resepsi pernikahan ataupun acara keluarga lainnya. Berduka seperti ini ternyata mampu mengumpulkan mereka semua menjadi satu dan bahkan mengumpulkan keluarga lebih banyak. Tapi apa alasan mereka semua datang kesini (pikirku dalam keegoisanku), apakah mereka semua datang hanya untuk melihatku dengan mata bengkak dan memberi rasa kasihan kapadaku, tapi itu tak saya butuhkan untuk saat ini, saya hanya mau mata Ibu ku terbuka dan menatapku lagi...
            Butuh waktu 10 Jam untuk menunggu kedatangan Jasad Almarhum Ibu ku, ya lumayan lama lah, perjalanan dari Luwu Timur ke Wajo. Tapi setidaknya saya sudah mampu menguasai diriku sendiri dengan selalu mengucapkan Al-fatihah.
            Sirine ambulance mulai terdengar dari kejauhan, semua orang secara berlomba-lomba langsung menuju ke jalan untuk memastikan bahwa itu adalah ambulance yang kami tunggu bersama dengan Jasad Almarhum ibuku. Tepat sekali, sang sopir ambulance memberhentikan mobilnya tepat berada di bawah berdera putih tersebut.
            Jasad Ibu kini tetap berada didepan mataku, rasa tak percaya muncul dalam pikiranku dan berharap Ibu akan bangun. Semua orang berkumpul untuk melihat wajahnya yang terakhir kalinya, seakan membuat rumah panggung ini serasa runtuh dengan tangisan rasa tak percaya mereka. Langsung ku peluk Ayahku dan saya selalu bertanya “Kenapa....kenapa...kenapa...”. tapi Ayahku membisikkan “Semua atas Kehendak-Nya, dan pasti kita akan bertemu lagi dengan ibumu bersama-Nya di Surga”..
            Amieenn – ucapku.
            “Sudah waktunya untuk pemakaman” – kata Pak Ustad yang sekaligus menjadi Sepupu pertama ayahku.
            Proses pemakamanpun dilakukan, semua kuikuti hingga terakhir. Tapi ada sesorang yang aku cari “mana Ayahku...?” ternyata beliau ada di rumah, berbicara dengan Om, Tante, dan keluarga dan yang lainnya tidak mengikuti pemakaman. Aku tahu alasan pasti kenapa beliau tidak mengikutinya, tapi sudahlah......setidaknya saya sangat mengetahui apa yang beliau rasakan saat ini.
            Kini aku bertanya kepada Ayah, apa yang membuat Ibu bisa meninggal, sedangkan 3 hari yang lalu Ibu masih sehat saja setelah saya tinggal untuk pergi ke kota.
            “Tidak ada tanda yang dapat saya katakan, semua berjalan begitu saja. Dia tidur disampingku untuk menonton TV bersama, dan setelah berbicara dia tak bernafas lagi” – Jawabnya dengan lirih.
            3 hari telah berlalu, semua keluarga satu persatu meninggalkan rumah ini untuk kembali dengan aktivitas mereka, kecuali adik-adik dari Almarhum Ibuku. Tapi ada seseorang yang saya perhatikan yaitu Ayahku. Ada yang aneh dari beliau, beliau sekarang lebih suka sendiri, padahal setahu saya beliau adalah orang yang hiperaktif (terlebih lagi kalau ada tamu dan keluarga) tapi sekarang beliau lebih suka tidur sendiri. Tapi setidaknya saya sangat mengetahui perasaannya, yaitu kehilangan Pendamping untuk selamanya. Hal ini terjadi selama1 minggu hingga beliau mampu untuk berbaur lagi dengan sanak keluarga.

Melanjutkan Aktivitas Menjadi Mahasiswa

            10 hari telah berlalu, kini saya juga telah kembali melanjutkan aktivitas dengan belajar dalam Lingkungan Ilmu Pertanian. Hal ini saya lakukan tanpa putus komunikasi denga Ayahku hingga permintaan terakhirku.

Jumat, 06 Desember 2013

Dampak dan Bahaya Minum Sambil Berdiri

Assalamu Alaikum wr wb
Sumber : Google Image

Terima Kasih telah singgah di Blog ini. :)
kali ini saya akan membahas mengenai "Dampak dari Minum sambil Berdiri..."
(mari luangkan waktu kita sejenak untuk membaca artikel singkat ini dan semoga bermanfaat)

Dalam suatu kajian kesehatan akupuntur yang diadakan salah satu ahliakupuntur. Ini dibuktikan dari segi kesehatan. Air minum yang masuk dengan cara minum sambil duduk akan disaring oleh sfringer.

Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos² penyaringan yang berada di ginjal.

Nah Jika kita minum berdiri, Air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter.

Karena banyak limbah² yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.

Cara Mengatasinya;
    a. Biasakan minum duduk.
    b. anyak minum air putih tapi jangan kebablasan dan jangan terburu².

Admin sendiri jadi teringat bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melarang kita untuk makan dan minum berdiri.

Dari Anas r.a. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; “Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri...!!!”

Qatadah berkata; “Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahawa hal itu lebih buruk...!!!”

Subhanallah...
Tiap perintah dan larangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pasti bermanfaat bagi umatnya...!!!

Berikut dari berbagai sumber kesehatan yaitu tips sehat terapi air putih:

     a. Minum 2 gelas air setelah bangun tidur, dapat membersihkan organ² internal.
     b. Minum segelas air 30 menit sebelum makan, dapat membantu fungsi seluruh pencernaan + ginjal.
     c. Minum segelas air sebelum mandi, dapat menurunkan tekanan darah.
     d. Minum segelas air sebelum tidur, dapat mencegah stroke Serangan jantung.

Rabu, 04 Desember 2013

RENUNGAN


Assalamu Alaikum wr wb.

Bismillahi Rahmanirrahim.

Senin, 02 Desember 2013. Tepatnya setelah Sholat Adzhar di salah satu Mesjid Kampus Negeri Makassar. Tanpa sengaja saya berbalik kemading yang dihiasi dengan miniatur Mesjid berbingkai kaca. Saya membaca beberapa catatan dan informasi yang terpajang di mading tersebut. Akan tetapi ada yang membuat saya tetap berdiri lama dengan memaknai berbagai kata yang tertulis disalah satu informasi yang mempunyai 6 poin inti yang berjudul "Renungan"...Dengan memebaca judulnya saja saya sudah sangat penasaran sehingga saya terus membacanya hingga selesai. Adapun isi dari tulisan tersebut :

RENUNGAN
1. Saat makan, jika makanan kurang. ia akan membeikan makanan itu kepada anaknya dan berkata, "Cepatlah makan, Ibu tidak lapar".

2. Waktu makan, ia selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, "Ibu tidak suka daging, makanlah Nak,..."

3. Tengah malam, saat ia menjaga anaknya yang sakit, ia berkata, "Istirhatlah nak, Ibu akan menunggu disampingmu."

4. Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, "Simpanlah untuk keperluan hidupmu nak, Ibu masih punya uang."

5. Saat anaknya sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal dirumah yang besar, Ia lantas berkata, "Rumah tua kita sangat nyaman, ibu tidak terbiasa uuntuk tinggal disana."

6. Saat menjelang tua, ibunya sakit keras, anaknya akan menangis, tetapi ibu masih bisa tersenyum dan berkata, "Jangan menangis, ibu tidak apa-apa." ini adalah pengorbanan terakhir yang dibuat ibu.

Memang, tidak banyak yang dituliskan diatas kertas tersebut. Akan tetapi makna yang dimiliki lebih luas dari Bumi dan Langit. Mungkin terlihat sepele, akan tetapi bagi anda yang sudah merakan, hal ini adalah kenangan terbaik dalam hidup anda. 

Terima kasih buat teman-teman yang telah menyempatkan waktunya untuk membaca.

Wassalamu Alaikum wr wb